Sabtu, 10 September 2011

Asisten dosen di Open College Takushoku University, Tokyo


Liburan musim panas (natsu yasumi 夏休み) kemarin, saya diberi kesempatan ikut sebagai asisten dosen pelajaran budaya dan bahasa Indonesia di kelas bahasa Indonesia untuk siswa SMA (Open College 高校生のためのアジアの言語と文化) selama satu hari di Universitas Takushoku, Tokyo.
    Selain saya ada Fera, juga dari Takushoku Daigaku Ryuugakusei Bekka ( 拓殖大学留学生別科) tempat saya belajar bahasa Jepang yang juga turut serta jadi asisten dosen. Sementara dosen utamanya adalah Suenobu Sensei dan Ari Sensei (dulu panggilnya Ari Senpai, hahaha … sekarang sudah mau jadi doktor alias hakase 博士 jadi panggilnya Sensei).  Kalau Suenobu Sensei dulu pernah tinggal di Indonesia selama lebih dari 13 tahun. Beliau ini doktor bahasa Indonesia lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia. Bisa dibayangkan betapa lancarnya bahasa Indonesia beliau, kan? Sekarang beliau bekerja sebagai dosen tetap bahasa Indonesia di Fakultas Politik dan Ekonomi, Universitas Takushoku.




    Tepatnya hari Kamis, 4 Agustus 2011, kuliah dimulai pukul 10.00, saya datang ke kampus setengah jam sebelumnya untuk urus administrasi ini itu. Biasalah peraturan di Jepang, tapi tidak rumit dan berbelit-belit. Semuanya serba cepat, yang penting sudah sesuai apa yang mereka minta, seperti foto kopi paspor, lampiran izin kerja paruh waktu, dan inkan 印鑑 (cap/stampel). Bisa dikatakan hari itu sangat spesial, bagaimana tidak, saya yang biasanya bercelana jeans kali itu pakai celana bahan dan batik seperti mau ke resepsi pernikahan di Jakarta. Hahaha … pokoknya bisa dibilang kali itu saya benar-benar oshare おしゃれ (dress up).
    Setelah diberi sedikit pengarahan tentang perkuliahannya selama 10 menit oleh Suenobu Sensei, langsung menuju kelas tempat mengajar. Di kelasnya, sudah menunggu siswa-siswa SMA dari berbagai sekolah di Tokyo dan sekitarnya. Jumlah siswanya sekitar 35 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok.
    Seperti pelajaran bahasa asing lainnya. Pertama-tama seperti biasa, masing-masing dosen memperkenalkan diri satu persatu, saya dapat giliran terakhir. Sedikit gugup, tapi ok-lah kata orang Betawi ‘ga malu-maluin’. Saya dipanggil Sensei juga loh, hahaha … . Kalau di Jakarta, mungkin biasa saja karena yang memanggil orang Indonesia (sedikit meaningless), sementara ini di Tokyo yang memanggil saya orang Jepang. Hontōni bikkuri shita. Hajime wa sukoshi fushigi dato omotta. 本当に吃驚した。始めは少し不思議だと思った(Kaget sekali. Pertama-tama rasanya sedikit aneh).
    Di kelas diputar pula video tentang Indonesia, nah berhubung yang ditayangkan adalah video promosi pariwisata yang diperoleh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia, Tokyo. Jadi, yang tampak mengenai Indonesia adalah negeri yang indah, damai, tentram, semua senyum, ramah, toleran dan lain sebagainya. Semuanya yang baik-baik, hmm… namanya juga video untuk promosi pariwisata, masa mau menayangkan tragedi bom Bali atau perang etnis di Kalimantan?
    Tapi kemudian, Suenobu Sensei juga memperlihatkan video dari youtube mengenai orang-orang Indonesia yang naik kereta di atas atap gerbong. Ditambah keterangan kalau kereta yang dinaiki itu adalah kereta bekas dari Jepang. Sepertinya video kedua langsung melenyapkan gambaran Indonesia sebelumnya. Saya cuma bisa tertawa, ya begitulah Indonesia yang sebenarnya. Well, pepatah mengatakan hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, memang seperti itulah kenyataannya, tapi saya tetap cinta Indonesia. Sampai mati pun saya tetap punya jiwa Indonesia. 


    Sebelum masuk ke dalam pelajaran bahasa Indonesia, terlebih dahulu dijelaskan mengenai negara Indonesia secara umum, seperti letak geografis, demografis, mayoritas agama, budaya, adat istiadat, makanan, tempat tinggal, mata pencarian dsb. Yang cukup menarik saat dijelaskan mengenai mata uang Indonesia, rupiah. Dari raut wajah siswa-siswa SMA ini mereka terlihat amaze (terpesona) dengan betapa banyaknya jumlah angka nol di belakang angka satu. Bukan empat, tapi ada lima nol. Tapi setelah dijelaskan, jika dikurskan ke dalam mata uang Jepang (yen), maka lima nol ini berarti hanya tiga nol alias 1000 yen. Koq, sepertinya tidak berharga sekali ya? Hiks hiks hiks …T_T
    Oh, ya Suenobu Sensei, juga memberikan informasi, kalau salah satu isteri presiden pertama Indonesia adalah orang Jepang, siapa lagi kalau bukan Nemoto Naoko atau yang di Indonesia lebih dikenal Ratna Sari Dewi atau Dewi Sukarno. Mantan ibu negara ini kini bermukim di Jepang dan menjadi salah satu selebritas yang memiliki pesona, baik sebagai socialite dengan acara-acara pesta dan amalnya atau pun television person yang terkenal. Di Jepang, beliau dikenal dengan sebutan Madame Dewi atau Dewi Fujin デウィ婦人 . Beliau memang sampai saat ini masih tetap terlihat cantik. 

    Pelajaran bahasa Indonesia, dimulai dengan mengucapkan alfabet, kemudian diikuti dengan menyebutkan kata-kata, memperkenalkan diri, angka, hari, bulan, waktu, dsb. Di setiap kesempatannya diberikan pula mengenai informasi terkait. Misalnya cara menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam bahasa Jepang urutan kalimatnya: Subjek – Objek – Peredikat, maka dalam bahasa Indonesia Subjek – Predikat – Objek.
    Adalagi mengenai kemiripan kata, misalnya kata suki 好き dalam bahasa Jepang artinya suka dalam bahasa Indonesia. Suki 好き = suka. Jadi maksudnya memberikan kesan kalau bahasa Indonesia itu mudah untuk dipelajari, apalagi membunyikan huruf dalam bahasa Indonesia hampir sama seperti menyebut alfabet Hiragana dalam bahasa Jepang. Kesimpulannya mereka semua senang dengan pengetahuan yang baru diperoleh.
    Saatnya makan siang, kali ini dengan menu masakan khas Indonesia, ada nasi putih, nasi goreng, mie goreng, kari ayam, gado-gado, kerupuk, tumis seafood (namanya apa ya??) dan sayur cap-cay ala Indonesia. Sebagai dessert atau pencuci mulutnya pisang goreng dengan taburan kayu manis, "Pisang koq digoreng?" Begitu tanya mereka. Respon dari mereka semua enak, dan tidak pedas. Memang dijelaskan sebelumnya, kalau masakan Indonesia umumnya pedas dan buat badan jadi keluar keringat. Ternyata masakan Indonesia kali itu sudah dipesan tidak boleh pedas. Usut punya usut, rupanya panita tidak mau terjadi lagi peristiwa tahun lalu, ada siswa yang sakit perut karena makanannya terlalu pedas. Yosh, oishikatta yo ヨッシュー、美味しかった




Fera sedang menjelaskan masakan Indonesia

Dari kiri: Suenobu Sensei, Inoue Sensei, Fera, Ari Sensei



    Selesai makan siang, dikenalkan lagu Indonesia, saya ikut nyanyi lagu milik Indonesian Bruce Springteen, siapa lagi kalau bukan Iwan Fals. Judul lagunya Bento, kalau secara harfiah diartikan dalam bahasa Jepang bentō 弁当 berarti bekal makan, hahaha … Saya jelaskan, kalau Bento di sini berarti nama seseorang di Indonesia, seperti halnya nama Hiroshi, Taro, Sayuri di Jepang. Selain menyanyikan beberapa bait lagu dari Indonesia, ada juga menyanyi lagu Doraemon versi Indonesia. Rata-rata mereka bisa semua menyanyikannya. Senangnya. 



    Pelajaran bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan kembali kali ini mengucapkan ya dan tidak, salam, sampai pada frase-frase yang menarik seperti cuci mata, cuci mulut, atau kata terima kasih yang kalau diterjemahkan secara harfiah dalam bahasa Jepang, terima = uketoru 受け取dan kasih = ai , aijō 愛情. Terima kasih 愛情を受け取=ありがとうございます.
    Di akhir pelajaran, mereka mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam buku yang mereka peroleh, tentu saja dibantu para dosen dan asisten dosen. Oh ya, berhubung sebagai koordinator program ini adalah Inoue Sensei, profesor dari Fakultas Ekonomi dan Politik, Universitas Takushoku khususnya mengenai Kajian Wilayah Indonesia ( インドネシア研究) juga fasih berbahasa Indonesia, jadi hari itu cukup banyak orang yang bisa berbahasa Indonesia. Inoue Sensei ini dulu juga pernah jadi dosen saya di Universitas Darma Persada, Jakarta.  
    Tidak terasa sudah pukul 4 sore, kuliah mengenai pelajaran budaya dan bahasa Indonesia hari itu pun selesai. Langsung menuju ruang dosen, dan setelah membubuhkan inkan saya dan Fera langsung terima uang jasa hari itu juga. Hahaha... senangnya, lumayan buat jalan-jalan. Sebelum pulang, semua dosen dan asisten dosen makan-makan di restoran Sakura Suisan  さくら水産 yang ada di sekitar stasiun Myougadani. Kali ini ada salah satu teman baik saya Masuko ikut juga makan-makan. Masuko ini adalah mahasiswa Inoue Sensei yang sekarang sama statusnya seperti saya sebagai mahasiswa asing, bedanya dia sekarang sedang belajar bahasa Indonesia di Jakarta (kebalikan dari saya yang belajar bahasa Jepang di Tokyo), dan tidak seperti saya, dia ini mendapat beasiswa sebagai pelajar asing sebelum tiba di negara tujuan. Wah, senangnya. Hari itu seru sekali, benar-benar tidak akan terlupakan.

Dari kiri: Suenobu Sensei, Masuko dan Inoue Sensei
Bersama Fera dan Ari Sensei
  
    Besoknya (Jumat, 5/8), saya juga ikut acara penutupan program ini, bedanya saya datang dengan T-shirt dan celana jeans. Sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Hahaha … mereka cukup terkejut karena saya juga datang. Ada buah rambutan dan manggis, buah khas negara tropis seperti Indonesia. Sebelum mengikuti acara penutupannya, berhubung acaranya di lantai 7 gedung C yang cukup tinggi dan terdapat balkon yang luas, saya ambil kesempatan itu untuk foto-foto pemandangan kota Tokyo dan saya jadikan sahabat saya Masuko sebagai model hari itu. Hahaha … sepertinya dia juga tidak keberatan. 





Makan rambutan di Jepang^^
    Acara penutupan selesai, saya, Masuko, Inoue Sensei, dan Suenobu Sensei langsung menuju restoran sushi .. makan sushi, sashimi, kepiting dari Hokkaido, pokoknya makan-makan. Bisa dibilang, hari itu hari terakhir Masuko bertemu juga makan bersama dengan Inoue Sensei dan Suenobu Sensei di Jepang, jadi sedikit spesial. Kenyang dan seru sekali.  








 NB. Foto Ibu Dewi Sukarno saya ambil dari internet.

1 komentar:

  1. Hi,

    My name is Gustin and I'm the Creative Editor of IDNtimes. IDNtimes is the leading online media company, which delivers worth-sharing content to young generation in Indonesia. Last month, we booked 13 millions users and 60 millions pageviews.

    With this, we would like to feature your original photos (http://2.bp.blogspot.com/-CCJ-j1co36E/Tmq5EST7pgI/AAAAAAAAAJ4/omNnxeU1D4k/s1600/DSC_0535.JPG) as part of our content in IDNtimes.com (11 Keuntungan yang Pasti Kamu Dapatkan Kalau Jadi Asisten Dosen). The credit is still yours and we will put the source appropriately (including backlink to your blog). If you feel uncomfortable and hesitant, please let us know by sending an email to tania@idntimes.com. Thank you for your attention and have a nice day ahead :)

    BalasHapus