Senin, 26 September 2011

Jalan-jalan (1) ke Ginza


Baru-baru ini saya berjalan-jalan ke berbagai daerah di Tokyo. Nah, ini sekadar catatannya. Berbagai informasinya saya sarikan dari berbagai sumber. 

Mendengar kata Ginza yang terbayang di kepala adalah mahal. Ya, daerah ini memang salah satu tempat termahal di Tokyo. Bagaimana tidak, setiap meter per segi tanah di kawasan ini bisa bernilai lebih dari 10 juta yen (kalau dikurskan sekitar Rp 1 miliar lebih). Mahal kan?

bersih

    Ya, daerah ini memang sangat terkenal dengan departemen store dan butik yang menjual brand fashion ternama di dunia. Juga terkenal dengan galeri seni, restoran, night clubs dan kafe untuk kalangan yang berkantung tebal. Kalau orang seperti saya, ya cukup melihat saja. Mudah-mudahan di kemudian hari saya bisa juga wara wiri di daerah ini. Bukan sekadar melihat saja, tapi membawa barang belanjaan untuk dibawa pulang.
Ginza (lihat huruf A yang berwarna merah muda)

    Secara harfiah Ginza (銀座) berarti tempat perak (seat of silver) daerah ini sekitar 1612–1800 merupakan tempat percetakan uang logam perak yang terletak di sebelah selatan benteng Edo. Sekarang daerah ini berada di distrik Chuo-ku, kota metropolitan Tokyo.
    Setelah gempa hebat di daerah Kanto 1923, kawasan Ginza dijadikan tempat perbelanjaan modern. Kalau dibandingkan dengan Singapura, daerah ini mungkin bisa disamakan dengan Orchard Road atau jika dibandingpaksakan dengan Jakarta, sama seperti daerah jalan Thamrin dan Jend. Sudirman. Hahaha …

Salah satu simbol atau landmark daerah ini adalah gedung Ginza Wako.
Ginza Wako

    Gedung pertokoan ini dibangun sejak tahun 1932, kalau ke Ginza belum melewati tempat ini sepertinya belum sah karena gedung ini adalah salah satu simbol dari kawasan ini.  Di dalam pertokoan ini menjual barang-barang dan perhiasan mewah, berada di Ginza 4 Chome tepatnya di persimpangan jalan Chuo dan Harumi. 
Chuo Dori

    Setiap akhir pekan dimulai bulan April–September, jalan Chuo Dori dikhususkan untuk pejalan kaki. Kalau hari Sabtu dimulai pukul 14.00–17.00, sementara hari Minggu sejak pukul 12.00–17.00. Sepanjang jalannya berjejer department store dan butik terkenal, seperti Tiffany & Co. , Cartier, Bvlgari, Christian Dior, Armani, dan lain-lain. Nah, merasa punya uang dan berminat shopping di Ginza?



Rabu, 21 September 2011

Badai No.15 ...

Pagi ini (Rabu, 21/9), baru bangun dari tidur sudah disambut hujan yang terkadang rintik-rintik, tapi kadang tiba-tiba menjadi besar. Pagi tadi suhu udara sekitar 19°C, lebih dingin dari hari sebelumnya. Memang sudah diperingatkan dari kemarin kalau hari ini akan ada badai.

     Pukul 08.45 berangkat ke sekolah dengan sedikit berlari, waktunya girigiri ぎりぎり (mepet) sampai sekolah langsung bel. Di jalanan juga tadi hujan rintik, tapi malas buka payung cukup pakai jaket saja. Omong-omong soal jaket, akhirnya dipakai juga setelah beberapa bulan tidak dipakai lagi.
    Masuk kelas ternyata cuma ada 5 orang yang datang, padahal sudah pukul 09.00. Rupanya banyak sekali  teman yang telat, alasannya karena kereta berjalan lama. Hanya satu orang yang tidak masuk.

    Kuliah hari ini, seperti biasa seru. Apalagi yang dibahas tentang adanya kecenderungan menilai karakter seseorang melalui golongan darah di Jepang. Tapi ada yang tidak biasa juga kuliah hari ini, di awal pelajaran jam kedua Higari Sensei memberikan lembaran kertas kepada Machida Sensei yang isinya tidak langsung dibacakan di kelas. Kata Machida Sensei, nanti saja kalau kelas sudah mau selesai. Hahaha ... dasar anak-anak yang mau langsung tahu apa isi kertas pengumuman, tinggal kirim SMS ke teman di kelas lain langsung bisa tahu apa isi pengumumannya.
    Rupanya isi pengumumannya, setelah pukul 12.05 karena akan ada badai seluruh siswa dipersilakan (disarankan) untuk segera pulang dan seluruh kelas diliburkan. Disarankan? Ya, karena dikhawatirkan badai akan memberhentikan seluruh perjalanan kereta, jadi yang rumahnya jauh bisa lebih cepat pulang. Alhamdulillah rumah saya hanya sejauh 20 menit berjalan kaki, tidak jauh.
    Pikir saya, "Sudah repot-repot buat bentou 弁当 (bekal), eh makannya di rumah juga". Hahaha .. teman-teman yang lain juga ternyata bepikiran yang sama. Sejak di sekolah pagi tadi hujan sudah mulai besar intensitasnya, tapi kadang berhenti kadang pula kembali turun. Begitu pula waktu di rumah, tapi sudah mulai jarang berhenti. Intensitas hujannya bertambah besar disertai angin yang besar pula.
    Sekarang pukul 18.43 sejak pulang sekolah tadi angin menderu-deru di luar, kelihatan sekali antena tv tetangga yang begoyang. Sayangnya bukan hanya antena tv saja yang begoyang, tiang listrik bersama kabel-kabelnya yang besar juga ikut ke kiri dan ke kanan berayun-ayun.
    Alhamdulillah sudah di rumah, kalau masih di luar pakai payung pun pasti tidak akan berarti. Semua basah. Sesekali rumah pun bergetar-getar dideru angin dan hujan, seperti gempa. Bedanya lantai tidak bergetar-getar.
    Benar juga tadi siang sekolah diberhentikan dan disarankan pulang. Sekarang di teve diberitakan kalau hampir seluruh jalur perjalanan kereta diberhentikan. Kasihan sekali melihat calon penumpang yang penuh. Dari tadi siang channel teve saya tidak saya ganti NHK G, isinya tidak ada acara lain hanya berita tentang badai hari ini. Terus menerus. Sekarang di luar juga masih hujan dan berangin.
    Semoga semua baik-baik saja ya.


Senin, 12 September 2011

Kuliah Lagi ...

Hari ini (Senin, 12/9) adalah hari pertama kuliah, setelah libur musim panas lalu yang paaannnjjjaaannngggg. Ya, bagi saya terlalu panjang karena saat liburan selama 1 bulan 10 hari saya benar-benar libur artinya seluruh aktivitasnya hanya sekitar bermain dan bermain, tidak ada yang lain. Belajar? Ya hanya sekadarnya ... membaca buku itu pun kalau ilmunya langsung masuk ke otak. Apakah saya mengerti atau tidak yang penting baca. Hahaha ... kata orang Jepang, "Wakaru ka wakaranai ka, tada yomu dake" 分かるかどうか分からない、ただ読むだけ。Ditambah suasana udara yang panaassnya melebihi hawa panas di Jakarta, apalagi saat musim panas hari siang hari bertambah panjang yang semakin membuat saya malas belajar. 【T__T】Hmm, jangan dicontoh ya.
    Agak iri juga dengan teman yang statusnya sama seperti saya, tapi dia belajar di Waseda University, di sana libur musim panas hanya 1 minggu, sisanya masuk sekolah seperti biasa. Bayar mahal-mahal ternyata banyak liburnya, hmm, ... mungkin maksudnya biar orang yang seperti saya ini ikut membantu perekonomian Jepang dengan jalan-jalan menghabiskan uang melancong ke segala penjuru. Sebenarnya bisa-bisa saja liburan digunakan untuk belajar, buktinya banyak teman-teman saya yang kelas kemampuan bahasa Jepangnya naik. Angkat topi untuk mereka yang berhasil naik ke kelas yang baru, hebat punya niat yang kuat dan bisa giat belajar di saat-saat yang membuaikan untuk bersantai.
    Hari ini bangun pagi, langsung buat kopi -persiapan kalau-kalau saya mengantuk di kelas. Langsung minum sekitar dua gelas. Memang langsung ces pleng alias bisa melek seharian sampai sekarang, sama sekali tidak mengantuk padahal saya baru tidur sekitar jam 2.15 pagi. Benar-benar deh. Sebelum berangkat sekolah, seperti aktivitas sebelum liburan sekolah, saya buat bekal makan siang kali ini menunya nasi putih, mie goreng, sosis dan gorengan seperti lumpia. Sekitar 20 menit selesai. Setelah mandi dan berpakaian, langsung berangkat ... memang pada dasarnya masih terbawa rasa liburannya, ternyata tas belum diisi tempat pinsil, buku, atau kamus. Isi tas masih kamera, payung, dan bachi taiko. Hahaha ... Benar-benar belum siap.
     Setelah berjalan hampir 20 menit, akhirnya sampai juga di kampus tercinta jam 9 kurang 5 menit. Di pintu gerbang yang antik langsung disapa satpam, "Ohayou gozaimasu" おはようございます。Selamat pagi. Saya langsung menuju papan pengumuman, rupanya kelas bahasa Jepang saya tidak berubah, yang berubah malah kelas bahasa Inggris (pindah ke kelas yang lebih tinggi, hahaha ... ). Koq, malah bahasa Inggris yang lebih OK? Niat hati belajar benar-benar bahasa Jepang, justru yang meningkat malah bahasa Inggris, apalagi di papan pengumumannya ada 10 nama dengan nilai tes bahasa Inggris tertinggi. Hahaha ... dari sekitar 67 siswa (satu kampus) nama saya paling atas untuk ujian kemampuan bahasa Inggrisnya. Hahaha .. うそだ。信じられない。Apalagi saya dari kelas bahasa Inggris yang dianggap kemampuannya hanya level menengah, di bawah saya ada nama-nama dari kelas yang lebih tinggi. I think there's something wrong with my answer sheet. (^■^)
    Di kelas langsung bertemu teman-teman yang lama tidak berjumpa, hahaha .. sebenarnya hari Kamis (8/9) yang lalu sempat berjumpa waktu ujian penempatan kelas yang baru, tapi tidak sempat bicara banyak hanya say hallo -tidak seseru hari ini, penuh tawa. Ada juga teman-teman dari kelas C -kalau yang ini mereka rajin belajar, makanya naik kelas yang lebih tinggi. Ada sekitar tiga orang dan mereka semua laki-laki. Kalau dulu di kelas saya terdapat 17 orang, sekarang terdapat 13 orang dan terdiri atas 4 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Lucunya, teman-teman yang saya anggap bisa ke kelas yang lebih tinggi, rupanya masih belajar bersama saya, rasanya antara sedih dan senang karena sepertinya mereka lebih serius belajar daripada saya.
    Pelajaran pertama langsung buka buku yang lebih dari satu bulan tidak saya baca sama sekali. Hahaha, lantas saya baca apa selama liburan, selama liburan saya lebih suka baca buku yang saya beli di toko buku di Hanzomon. Karena masih merasa liburan, belum sepenuhnya otak saya mampu mencerna penjelasan dosen, masih harus mengaduk-aduk memori 1,5 bulan yang lalu. Ampun deh. Ternyata perasaan ini bukan hanya saya saja, teman-teman yang lain juga, bahkan dosennya pun mengaku merasakan hal yang sama.Oalah ...
    Oh ya, setelah makan siang, Takumi Sensei (wali kelas D yang tercinta, yang kalau bicara cepat sekali seperti kereta) tiba-tiba masuk ke kelas, ... ternyata urusan tempat duduk. Sempat ribut-ribut juga. Biasalah posisi menentukan prestasi. Sebenarnya saya tidak masalah mau duduk di mana pun yang terpenting bisa belajar, tapi berhubung ada yang memaksakan kehendak jadi terpaksa dicari solusi yang dianggap fair. Hahaha ... caranya? Hmm, agak sulit juga dijelaskan dalam kata-kata, tapi pada akhirnya semua merasakan keadilan. Thanks God. 
    Karena saya tidak pindah kelas, jadi dosen yang mengajar pun masih dosen yang sama, ada untungnya juga ya. Tidak perlu bersusah payah beradaptasi dengan gaya mengajar dosen yang baru. Paling-paling besok, pelajaran bahasa Inggris. Oh no, harus beli buku baru (´・_・`).
    Hari pertama ini langsung terima pekerjaan rumah menulis Kanji dan membuat karangan bahasa Jepang 400 huruf - kalau karangan ditulis dengan Hiragana semua, ya pastinya bisa cepat selesai hahaha ... masalahnya kalau tulisannya Hiragana semua pasti dianggap malas belajar Kanji karena satu huruf Kanji bisa terdiri atas dua atau tiga huruf Hiragana. 
    Nah, kesimpulannya hari ini senang bisa sekolah lagi, paling tidak ada kesibukan lain selain update facebook, jalan-jalan keliling kota, foto-foto, latihan taiko, atau nonton film Jepang di laptop tercinta. Semoga kali ini bisa belajar lebih serius dan mendapatkan ilmu yang selamanya akan bermanfaat. Amin.
    OK, selamat beraktivitas lagi. Terima kasih sudah membaca blog saya, semoga ada manfaatnya. (0^ー^0)


    

  



    

Sabtu, 10 September 2011

Asisten dosen di Open College Takushoku University, Tokyo


Liburan musim panas (natsu yasumi 夏休み) kemarin, saya diberi kesempatan ikut sebagai asisten dosen pelajaran budaya dan bahasa Indonesia di kelas bahasa Indonesia untuk siswa SMA (Open College 高校生のためのアジアの言語と文化) selama satu hari di Universitas Takushoku, Tokyo.
    Selain saya ada Fera, juga dari Takushoku Daigaku Ryuugakusei Bekka ( 拓殖大学留学生別科) tempat saya belajar bahasa Jepang yang juga turut serta jadi asisten dosen. Sementara dosen utamanya adalah Suenobu Sensei dan Ari Sensei (dulu panggilnya Ari Senpai, hahaha … sekarang sudah mau jadi doktor alias hakase 博士 jadi panggilnya Sensei).  Kalau Suenobu Sensei dulu pernah tinggal di Indonesia selama lebih dari 13 tahun. Beliau ini doktor bahasa Indonesia lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia. Bisa dibayangkan betapa lancarnya bahasa Indonesia beliau, kan? Sekarang beliau bekerja sebagai dosen tetap bahasa Indonesia di Fakultas Politik dan Ekonomi, Universitas Takushoku.




    Tepatnya hari Kamis, 4 Agustus 2011, kuliah dimulai pukul 10.00, saya datang ke kampus setengah jam sebelumnya untuk urus administrasi ini itu. Biasalah peraturan di Jepang, tapi tidak rumit dan berbelit-belit. Semuanya serba cepat, yang penting sudah sesuai apa yang mereka minta, seperti foto kopi paspor, lampiran izin kerja paruh waktu, dan inkan 印鑑 (cap/stampel). Bisa dikatakan hari itu sangat spesial, bagaimana tidak, saya yang biasanya bercelana jeans kali itu pakai celana bahan dan batik seperti mau ke resepsi pernikahan di Jakarta. Hahaha … pokoknya bisa dibilang kali itu saya benar-benar oshare おしゃれ (dress up).
    Setelah diberi sedikit pengarahan tentang perkuliahannya selama 10 menit oleh Suenobu Sensei, langsung menuju kelas tempat mengajar. Di kelasnya, sudah menunggu siswa-siswa SMA dari berbagai sekolah di Tokyo dan sekitarnya. Jumlah siswanya sekitar 35 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok.
    Seperti pelajaran bahasa asing lainnya. Pertama-tama seperti biasa, masing-masing dosen memperkenalkan diri satu persatu, saya dapat giliran terakhir. Sedikit gugup, tapi ok-lah kata orang Betawi ‘ga malu-maluin’. Saya dipanggil Sensei juga loh, hahaha … . Kalau di Jakarta, mungkin biasa saja karena yang memanggil orang Indonesia (sedikit meaningless), sementara ini di Tokyo yang memanggil saya orang Jepang. Hontōni bikkuri shita. Hajime wa sukoshi fushigi dato omotta. 本当に吃驚した。始めは少し不思議だと思った(Kaget sekali. Pertama-tama rasanya sedikit aneh).
    Di kelas diputar pula video tentang Indonesia, nah berhubung yang ditayangkan adalah video promosi pariwisata yang diperoleh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia, Tokyo. Jadi, yang tampak mengenai Indonesia adalah negeri yang indah, damai, tentram, semua senyum, ramah, toleran dan lain sebagainya. Semuanya yang baik-baik, hmm… namanya juga video untuk promosi pariwisata, masa mau menayangkan tragedi bom Bali atau perang etnis di Kalimantan?
    Tapi kemudian, Suenobu Sensei juga memperlihatkan video dari youtube mengenai orang-orang Indonesia yang naik kereta di atas atap gerbong. Ditambah keterangan kalau kereta yang dinaiki itu adalah kereta bekas dari Jepang. Sepertinya video kedua langsung melenyapkan gambaran Indonesia sebelumnya. Saya cuma bisa tertawa, ya begitulah Indonesia yang sebenarnya. Well, pepatah mengatakan hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, memang seperti itulah kenyataannya, tapi saya tetap cinta Indonesia. Sampai mati pun saya tetap punya jiwa Indonesia. 


    Sebelum masuk ke dalam pelajaran bahasa Indonesia, terlebih dahulu dijelaskan mengenai negara Indonesia secara umum, seperti letak geografis, demografis, mayoritas agama, budaya, adat istiadat, makanan, tempat tinggal, mata pencarian dsb. Yang cukup menarik saat dijelaskan mengenai mata uang Indonesia, rupiah. Dari raut wajah siswa-siswa SMA ini mereka terlihat amaze (terpesona) dengan betapa banyaknya jumlah angka nol di belakang angka satu. Bukan empat, tapi ada lima nol. Tapi setelah dijelaskan, jika dikurskan ke dalam mata uang Jepang (yen), maka lima nol ini berarti hanya tiga nol alias 1000 yen. Koq, sepertinya tidak berharga sekali ya? Hiks hiks hiks …T_T
    Oh, ya Suenobu Sensei, juga memberikan informasi, kalau salah satu isteri presiden pertama Indonesia adalah orang Jepang, siapa lagi kalau bukan Nemoto Naoko atau yang di Indonesia lebih dikenal Ratna Sari Dewi atau Dewi Sukarno. Mantan ibu negara ini kini bermukim di Jepang dan menjadi salah satu selebritas yang memiliki pesona, baik sebagai socialite dengan acara-acara pesta dan amalnya atau pun television person yang terkenal. Di Jepang, beliau dikenal dengan sebutan Madame Dewi atau Dewi Fujin デウィ婦人 . Beliau memang sampai saat ini masih tetap terlihat cantik. 

    Pelajaran bahasa Indonesia, dimulai dengan mengucapkan alfabet, kemudian diikuti dengan menyebutkan kata-kata, memperkenalkan diri, angka, hari, bulan, waktu, dsb. Di setiap kesempatannya diberikan pula mengenai informasi terkait. Misalnya cara menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam bahasa Jepang urutan kalimatnya: Subjek – Objek – Peredikat, maka dalam bahasa Indonesia Subjek – Predikat – Objek.
    Adalagi mengenai kemiripan kata, misalnya kata suki 好き dalam bahasa Jepang artinya suka dalam bahasa Indonesia. Suki 好き = suka. Jadi maksudnya memberikan kesan kalau bahasa Indonesia itu mudah untuk dipelajari, apalagi membunyikan huruf dalam bahasa Indonesia hampir sama seperti menyebut alfabet Hiragana dalam bahasa Jepang. Kesimpulannya mereka semua senang dengan pengetahuan yang baru diperoleh.
    Saatnya makan siang, kali ini dengan menu masakan khas Indonesia, ada nasi putih, nasi goreng, mie goreng, kari ayam, gado-gado, kerupuk, tumis seafood (namanya apa ya??) dan sayur cap-cay ala Indonesia. Sebagai dessert atau pencuci mulutnya pisang goreng dengan taburan kayu manis, "Pisang koq digoreng?" Begitu tanya mereka. Respon dari mereka semua enak, dan tidak pedas. Memang dijelaskan sebelumnya, kalau masakan Indonesia umumnya pedas dan buat badan jadi keluar keringat. Ternyata masakan Indonesia kali itu sudah dipesan tidak boleh pedas. Usut punya usut, rupanya panita tidak mau terjadi lagi peristiwa tahun lalu, ada siswa yang sakit perut karena makanannya terlalu pedas. Yosh, oishikatta yo ヨッシュー、美味しかった




Fera sedang menjelaskan masakan Indonesia

Dari kiri: Suenobu Sensei, Inoue Sensei, Fera, Ari Sensei



    Selesai makan siang, dikenalkan lagu Indonesia, saya ikut nyanyi lagu milik Indonesian Bruce Springteen, siapa lagi kalau bukan Iwan Fals. Judul lagunya Bento, kalau secara harfiah diartikan dalam bahasa Jepang bentō 弁当 berarti bekal makan, hahaha … Saya jelaskan, kalau Bento di sini berarti nama seseorang di Indonesia, seperti halnya nama Hiroshi, Taro, Sayuri di Jepang. Selain menyanyikan beberapa bait lagu dari Indonesia, ada juga menyanyi lagu Doraemon versi Indonesia. Rata-rata mereka bisa semua menyanyikannya. Senangnya. 



    Pelajaran bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan kembali kali ini mengucapkan ya dan tidak, salam, sampai pada frase-frase yang menarik seperti cuci mata, cuci mulut, atau kata terima kasih yang kalau diterjemahkan secara harfiah dalam bahasa Jepang, terima = uketoru 受け取dan kasih = ai , aijō 愛情. Terima kasih 愛情を受け取=ありがとうございます.
    Di akhir pelajaran, mereka mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam buku yang mereka peroleh, tentu saja dibantu para dosen dan asisten dosen. Oh ya, berhubung sebagai koordinator program ini adalah Inoue Sensei, profesor dari Fakultas Ekonomi dan Politik, Universitas Takushoku khususnya mengenai Kajian Wilayah Indonesia ( インドネシア研究) juga fasih berbahasa Indonesia, jadi hari itu cukup banyak orang yang bisa berbahasa Indonesia. Inoue Sensei ini dulu juga pernah jadi dosen saya di Universitas Darma Persada, Jakarta.  
    Tidak terasa sudah pukul 4 sore, kuliah mengenai pelajaran budaya dan bahasa Indonesia hari itu pun selesai. Langsung menuju ruang dosen, dan setelah membubuhkan inkan saya dan Fera langsung terima uang jasa hari itu juga. Hahaha... senangnya, lumayan buat jalan-jalan. Sebelum pulang, semua dosen dan asisten dosen makan-makan di restoran Sakura Suisan  さくら水産 yang ada di sekitar stasiun Myougadani. Kali ini ada salah satu teman baik saya Masuko ikut juga makan-makan. Masuko ini adalah mahasiswa Inoue Sensei yang sekarang sama statusnya seperti saya sebagai mahasiswa asing, bedanya dia sekarang sedang belajar bahasa Indonesia di Jakarta (kebalikan dari saya yang belajar bahasa Jepang di Tokyo), dan tidak seperti saya, dia ini mendapat beasiswa sebagai pelajar asing sebelum tiba di negara tujuan. Wah, senangnya. Hari itu seru sekali, benar-benar tidak akan terlupakan.

Dari kiri: Suenobu Sensei, Masuko dan Inoue Sensei
Bersama Fera dan Ari Sensei
  
    Besoknya (Jumat, 5/8), saya juga ikut acara penutupan program ini, bedanya saya datang dengan T-shirt dan celana jeans. Sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Hahaha … mereka cukup terkejut karena saya juga datang. Ada buah rambutan dan manggis, buah khas negara tropis seperti Indonesia. Sebelum mengikuti acara penutupannya, berhubung acaranya di lantai 7 gedung C yang cukup tinggi dan terdapat balkon yang luas, saya ambil kesempatan itu untuk foto-foto pemandangan kota Tokyo dan saya jadikan sahabat saya Masuko sebagai model hari itu. Hahaha … sepertinya dia juga tidak keberatan. 





Makan rambutan di Jepang^^
    Acara penutupan selesai, saya, Masuko, Inoue Sensei, dan Suenobu Sensei langsung menuju restoran sushi .. makan sushi, sashimi, kepiting dari Hokkaido, pokoknya makan-makan. Bisa dibilang, hari itu hari terakhir Masuko bertemu juga makan bersama dengan Inoue Sensei dan Suenobu Sensei di Jepang, jadi sedikit spesial. Kenyang dan seru sekali.  








 NB. Foto Ibu Dewi Sukarno saya ambil dari internet.