Jumat, 02 September 2011

Lebaran di Negeri Sakura 30–31 Agustus 2011


Ini Lebaran kali pertama merayakannya di Jepang. Mudah-mudahan ada kali yang berikutnya. Diawali kesimpang siuran kepastian jatuhnya 1 Syawal, akhirnya diputuskan perayaan hari besar umat Islam ini hari Selasa, 30 Agustus 2011. Satu hari lebih dahulu dibandingkan keputusan pemerintah Republik Indonesia pusat di Jakarta. Bagi saya mau Lebaran kapan pun tidak jadi masalah, hahaha … yang penting kalau kata Bimbo, “Lebaran Sebentar Lagi … “.
    Selasa pagi, langit cerah, udara seperti biasa masih bersahabat untuk keluar rumah di pukul 07.00 langsung menuju daerah Meguro, di sebelah barat daya kota Tokyo. Cukup naik chikatetsu (地下鉄)Namboku-sen dari Korakuen ¥190 sampai di stasiun Meguro selama 21 menit. Dari stasiun Meguro, kemudian menuju tempat sholat di Balai Indonesia, Sekolah Republik Indonesia, Tokyo. Di pintu gerbang sekolah langsung disambut panitia pelaksanaan sholat id sambil membagi-bagikan kantong plastik kepada siapa saja yang datang. Awalnya bingung juga untuk apa plastik ini dibagikan, ternyata untuk tempat sepatu/sandal (mungkin maksudnya supaya dimasukkan ke dalam tas masing-masing barangkali ada yang nakal mengambil yang bukan haknya). 
Balai Indonesia
    Setelah mengambil air wudhu, tanpa disangka bertemu lagi dengan Irwan Sensei, dosen mata kuliah Kemasyarakatan Jepang di Unsada dulu. Semenjak lulus tahun 2003, rupanya baru dipertemukan lagi tahun 2011 di Tokyo, Jepang. Unbelievable.  Berhubung ruangan sholat id utama untuk laki-laki penuh, jadi tempat lainnya sudah dipersiapkan panitia di selasar lantai 3 atau di bagian luar gedung sekolah. Daripada berpanas ria lebih baik di lantai 3 lebih teduh … hahaha. Selasar ini lebih mirip dak kapal dengan alas tikar, tapi seru. Lebih berkesan dibandingkan duduk di karpet. Rasanya jadi Indonesia sekali. 
Di selasar Sekolah Republik Indonesia, Tokyo

    Selesai sholat id, suasana langsung berubah dan banyak yang sudah tidak fokus dengan urutan ritual hari itu ditambah orang-orang yang sholat di lantai tiga dan di luar gedung sekolah hanya bisa mendengar suara khatib. Alhasil, semua lebih banyak mengobrol, berbual sana-sini, dan berfoto ria. Hahaha … tidak sengaja melihat aktivitas di lapangan tempat orang-orang sholat di luar gedung sekolah. Mereka malah sudah belanja makanan sana-sini, kelihatan hiruk-pikuk, lebih menarik daripada ngoceh di selasar sekolah. Akhirnya langsung ke lapangan sekolah yang tidak terlalu luas, di sini ada beberapa tempat berjualan makanan Indonesia. Ada bakso, somai, dsb. Sayangnya tidak tertarik, bayar sih. Hahaha...
Ruang sholat utama

Terpal-terpal tempat sholat

Jualan
    Tidak berapa lama datang Irwan Sensei, dan langsung didaulat foto bersama mantan mahasiswa Unsada  yang sekarang berada di Jepang. Pagi yang cerah hari itu, jadi ajang reuni dosen dan mahasiswa Unsada. Senangnya. Ada Ari Senpai (sekarang jadi Sensei), juga Hargo Senpai (juga jadi Sensei) dan isteri, berhubung yang datang kebanyakan kohaitachi jadi mereka diajarkan dua orang Sensei ini. Jadi ikutan panggil Sensei sajalah biar merasa lebih muda.
Foto bersama Irwan Sensei
    Dari pihak panitia disediakan onigiri おにぎり(nasi kepal bungkus lembaran rumput laut kering) dan air mineral gratis, lumayan enak untuk ganjal perut –belum sarapan sih. Hahaha … tapi tetap saja lapar, jadi setelah bersalam-salaman, foto sana-sini, dan saling tukar informasi, satu per satu undur diri. 


    Berhubung masih lapar, jadi diputuskan untuk brunch di Sukiya samping stasiun Meguro. Jadi inilah menu lebaran di Jepang, menggantikan ketupat, sayur labu, sambal goreng ati, ayam goreng, rendang, dsb. Alhamdulillah semuannya enak. Insya allah halal. 
Nyam-nyam ...


***
Akhirnya sampai juga di hari yang ditunggu-tunggu, hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011. Ditunggu-tunggu karena bisa makan makanan Indonesia gratis sepuasnya di Wisma Indonesia, Higashi Gotanda, Tokyo. Sebenarnya acara hari ini adalah halal bi halal duta besar dengan warga Indonesia di Jepang hahaha .. jadi bukan ada yang traktir makan-makan. Pagi-pagi sudah siap-siap pergi lagi ke Meguro, dari sana jalan kaki menuju Wisma Indonesia. Naik Namboku-sen tepat saat jam rush hour, jadi siap berdesak-desakkan. 
    Sampai stasiun Meguro, sudah banyak orang Indonesia yang berkumpul. Dari stasiun Meguro berjalan kaki sekitar 15 menit ke Wisma Indonesia. Sepanjang trotoar orang Indonesia semua, seperti arak-arakan seserahan orang Betawi. Panjang sekali iring-iringannya. Di pintu halaman Wisma Indonesia, Duta Besar RI untuk Jepang Bapak M. Lutfi bersama isterinya yang cantik sudah menunggu menyambut warga Indonesia. 
    Setelah bersalam-salaman, langsung menuju tenda makanan. Menunya lontong sayur, telur rebus bacem (yang ini terpaksa dilewatkan –alergi), ayam goreng, sambal goreng ati, kerupuk, sambal, dan minumnya air mineral. Rasanya … maknyusss, buat kepala melayang-layang, pokoknya enaaakkk. 
Makan gratis tis tis ...
Mau ambil sendiri juga boleh ...
Rasanya mantab

    Di Wisma Indonesia sudah disediakan tempat lesehan untuk makan, ada yang di lapangan parkir yang letaknya di belakang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), ada juga di bawah pohon halaman Wisma Indonesia. Nah, berhubung tidak mau jauh-jauh dari sumber makanan, jadi duduk lesehan di atas terpal di bawah rindangnya pohon –serasa piknik.
    Waktu yang disediakan untuk acara makan-makan ini dari pukul 9.30–14.00, semakin siang semakin banyak orang Indonesia yang datang. Semua kumpul jadi satu, dari segala penjuru dan profesi, ada pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja, dsb. Sayanganya berhubung makan di taman, siang bolong pula jadi lumayan panas dan banyak nyamuk… hahaha…  Dari acara ini dapat kenalan baru, ibu-ibu yang suaminya orang Jepang asli dan sudah lama tinggal di Jepang. Ibu-ibu ini rupanya ada yang sudah 20 tahun tinggal di Jepang. Luar biasa. Saat ditanya rasanya menikah dengan orang Jepang, jawabannya hanya satu kata “taihen 大変” (capek sekali). Hahaha … 
   Satu mangkuk lontong sayur sudah habis tak bersisa, saatnya makan kue khas Indonesia ada lapis legit dan pastel. Langsung disantap nyam-nyam-nyam … . Selesai makan, foto-foto bareng ibu-ibu yang senaaaanggg sekali difoto. Setiap berfoto minta dua kali gaya. Oalah … .
Lapis legit & pastel
Foto bersama para mantan gadis sampul era 80an ^^
  
    Nah, mumpung gratis makan satu mangkuk lagi lontong sayur. Menunya memang hanya lontong sayur hahaha… Tapi tidak apa-apa, namanya juga makan gratis. Oh ya, penyedia makanan ini dari berbagai restoran Indonesia yang ada di sekitar Tokyo, ada yang dari Cabe, Djembatan Merah, Bumi Pasundan, dsb. Rasanya ya beda-beda, ada yang sayurnya enak, ada juga yang kerupuknya lain dari yang biasanya. Sepertinya kerupuk mahal. Hahaha… tapi sekali lagi semuanya enaaakkkk …
Lontong sayur ..

    Selesai makan-makan, saatnya hunting foto. Hunting foto koq di Wisma Indonesia? Hahaha … ini bukan hunting biasa, yang di-hunting bapak duta besar dan isterinya yang jelita. Akhirnya dapat juga foto bersama orang Indonesia nomor satu di Jepang, juga foto bersama isterinya di tempat yang terpisah. Keren. 
Bersama Bapak M. Lutfi, Dubes RI di Jepang
Bersama Ibu Bianca Lutfi

    Tidak terasa sudah 3 jam di Wisma Indonesia, hari juga semakin panas, saatnya pulang. Kali ini pulangnya melewati lapangan parkir KBRI yang letaknya di belakang Wisma Indonesia. Setelah jalan berkelok-kelok rupanya menuju pintu gerbang utama KBRI di Tokyo, Jepang. Akhirnya setelah hampir 5 bulan di Jepang, lihat KBRI. Hahaha ... norak ya. Benar-benar saat yang tidak dapat dilupakan. Selamat Merayakan Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar